BEIJING – Jumlah pembeli mobil di Wuhan, Cina langsung meledak, hal ini dipicu oleh ketakuatan masyarakat untuk naik angkutan umum karena risiko penularan virus Corona masih menghantui.

Cina memang negara pertama yang terkena pandemik Covid-19 di awal tahun 2020. Mereka bahkan langsung menutup sejumlah kotanya agar penularan tidak semakin menyebar lebih parah. Namun, boleh dikatakan Cina juga merupakan negara pertama yang bangkit dari pandemik ini.

Hal ini terlihat setelah lockdown di negara tersebut dihentikan, kegiatan perekonomian mulai berjalan normal. Bahkan penjualan kendaraan diklaim langsung mengalami lonjakan yang cukup fantastis.

Di seluruh Cina, penjualan kendaraan di negara ini memang hampir nol. Kebangkitan ini tentunya akan memberikan sedikit angin segar untuk sejumlah pabrikan otomotif. Banyaknya pembelian kendaraan ini, kemungkinan karena masyarakat ingin lebih menjaga kesehatan mereka.

Sejumlah konsumen termotivasi untuk membeli kendaraan. Ini karena kendaraan pribadi dinilai lebih aman untuk kesehatan atau dapat meminimalisir terjangkit virus dibandingkan transportasi umum.

Secara umum, penjualan kendaraan selama pandemik di Cina turun sebesar 79% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, situasi ini diyakini hanya sementara dan tidak akan berdampak jangka panjang.

“Jika produksi dan penjualan otomotif terus menurun, ini tidak hanya berdampak pada industri itu sendiri, tapi berdampak ke produksi di industri lain. Dan semakin lama akan mempengaruhi seluruh roda ekonomi,” tutur Cai Ronghua, Senior Official di National Development and Reform Commission (NDRC).

Kebangkitan Cina mungkin bisa menjadi cerminan kondisi ekonomi negara-negara yang terdampak Covid-19, salah satunya Indonesia. Saat ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) telah merevisi target penjualannya. Mereka memperkirakan bahwa penjualan kendaraan di tahun ini hanya akan mencapai 600 ribuan unit atau turun 40%.

Pemerintah melalui Kementerian perindustrian pun telah melakukan sejumlah langkah agar industri otomotif dapat tetap bertahan di Indonesia. Hal ini karena industri otomotif merupakan salah satu yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan memberikan devisa kepada negara. [Adi/Ari]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *